Senin, 16 Juli 2012

Sebuah Nama sangatlah berharga


Sebuah Nama sangatlah berharga

Pangeran dengan dibantu oleh hulubalang dan pembantu-pembantu kerajaan lainnya mulailah menyortir nama-nama yang sudah mendaftarkan diri ataupun didaftarkan oleh orang lain. Salah seorang paman pangeran berkata, "hai pangeran, kriteria seperti apakah seseorang wanita itu yang hendak pangeran setujui untuk dijadikan istri”. Pangeran berkata “Hai Paman, seorang wanita itu tidaklah harus cantik, tidaklah pula harus menarik, tetapi yang pasti ia haruslah baik, tidaklah perlu kaya harta, tetapi ia haruslah kaya jiwa, tidaklah perlu keturunan raja, tetapi ia peduli terhadap sesama, tidaklah perlu pintar tetapi ia haruslah sabar dan tegar. Dunia ini memang sebenarnya sulit untuk dimengerti, karna sesungguhnya hidup di dunia dengan bergelimangan harta benda, kendaraan mewah, rumah bagus dan disegani oleh manusia bukanlah jaminan seseorang itu untuk dapat hidup bahagia. Bahwa ada yang lebih penting dan lebih berarti ketimbang itu semua. Hidup kita di dunia ini hanyalah sementara, apalah arti harta yang banyak ini seandainya ia tidaklah dapat dibawa ke liang kubur. Apalah arti rumah mewah seandainya tanah telah digali 2 x 1 meter untuk peristirahatan terakhir. Apalah artinya dunia, jika semua ini hanyalah senda gurau belaka. Jika mereka mengerti tentang dunia ini, mereka enggan untuk berfoya-foya serta bersenang-senang riang gembira tak tentu arah, tak tentu tujuan. "Rakyat kita yang seharusnya mendapat pertolongan, karna tangan Tuhan telah menyampaikannya tongkat estafetnya kepada kita, ketika kita berhenti di tengah jalan, tidakkah kita harus memberinya lagi kepada mereka yang lebih membutuhkan di bawah kita...??" Apakah kita mau sampai finish pahala kita di ujung garis keridhaan Ilahi...?. Kemudian paman menggumam, "Sungguh bijak engkau ya Pangeran, Ilmumu sewaktu kecil ketika diajari oleh Khatib Jalil sampai sekarang masih berbekas, engkau tidaklah berubah walaupun negeri Eropa yang dingin itu telah sampai membekukan ragamu, tetapi ia tetaplah tidak sanggup membekukan imanmu. 

Pangeran kemudian berkata lag; "Ya, walaupun begitu paman, aku tetaplah punya kriteria sendiri yang aku punya sehingga ia yang terpilih haruslah sama dengan sifatku, kalaulah tidak keseluruhan bolehlah separuh ataupun ada sifat-sifatnya yang menarik hatiku. Aku senang huruf “A” paman, karena huruf A, baik dalam abjad Romawi, Yunani ataupun Arab, ia adalah abjad pertama yang sungguh mempunyai filosofi yang amat dalam. Ia adalah sebuah anugrah Tuhan, sebuah kunci ataupun sebuah pengubah keadaan dari sesuatu yang belum ada menjadi ada, seperti layaknya Adam yang “tidak ada menjadi ada”. Carilah siapa saja nama di dalam itu yang ada mengandung huruf “A” dalam namanya,  baik di depan, tengah, ataupun akhir namanya. 

Mulailah paman menyortir di antara lima ribuan nama tersebut, tetapi penyisihan nama huruf “A” itu sangatlah tidak berarti. Ia hanya menyisihkan seratus dua puluh tujuh nama saja yang tidak ada sedikitpun huruf “A” dalam namanya. Tinggal empat ribu delapan ratus tujuh puluh  tiga lagi nama yang masih tertera dalam teman akun facebooknya. Tetapi walaupun begitu, pangeran merasa puas, karena ia masih teringat bahwa teman sepermainan dia yang dirindukan dulu masih menyiratkan huruf “A” dalam namanya. Yang berarti makin dekatlah ia kepada orang yang diidam-idamkannya. “Oh, A, alangkah indahnya ketika kita berdua, indah bulan purnama senantiasa menyapa kita ketika rona merah jingga bersinar dengan sendunya”. Coba hitung, ada berapa huruf  “A” dalam kalimat tadi, ada 25 bukan…???"

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar